hey say jump

hey say jump

Senin, 31 Desember 2012

Naskah Drama



ASAL MULA MASUKNYA ISLAM DI KOTA CIREBON


Kali ini aku akan menceritakan asal muasal masuknya islam di kota Cirebon dan cerita dari sunan gunung jati, tetapi saya akan menceritakanya ke dalam sebuah naskah drama.



sebelum itu aku akan cerita sedikit kenapa aku mempost naskah ini, karena agar aku teringat saat-saat sedang membuat naskah ini bersama teman-teman. kita bela-belain bikin ini di tengah-tengah orang-orang di acara penyuluhan tentang narkoba di sekolah kita, hahaha (aduh aib). karena kita ngedadak ngebuat naskah ini buat tampil besoknya, haha, meskipun ngedadak tapi sukses deh dramanya. thanks buat temen-temen deh yang terlibat yaitu Rikke Mardiani, Mia Rizxi Y. , Maria Mery  M. dan ema saya Rokayah, dan tentunya aku juga. 

mungkin ceritanya sedikit tidak nyambung tetapi saya mencoba menyambungkannya, hehe :D 
silahkan disimak ceritanya. :) 


Narator : Alkisah seorang ulama besar dari baghdad telah datang ke sebuah kerajaan, yaitu kerajaan padjadjaran bersama 20 orang muridnya. Ulama tersebut bernama Syehk Datuk Kahfi, beliau akan menyiarkan agama islam di sana.

(Syekh Datuk Kahfi sedang berdakwah dihadapan penduduk)

Narator : suatu saat, ketika Syekh Datuk Kahfi sedang berdakwah kepada murid-muridnya, sang pangeran Walangsungsang dan putri Rara Santang tidak sengaja melihat Syekh Datuk kahfi yang sedang berdakwah .

(pangeran Walangsungsang dan putri Rara santang tidak sengaja lewat dan mendengarkan cerita Syekh Datuk Kahfi)

Rara santang : kakanda, apa yang sedang dilakukan orang itu?.
Walangsungsang : entahlah, ayo kita pulang.

(merekapun pergi)

Narator : pada suatu malam, pangeran Walangsungsang dan adiknya Rara Santang mendapat mimpi yang sama, yaitu bertemu dengan seseorang yang wajahnya sangat agung dan di penuhi oleh cahaya, dan caranya menerangkan islam sangat mempesona. Dan mimpi itu terulang hingga 3 kai berturut-turut.

Walangsungsang : Adinda, aku bermimpi bertemu seseorang yang sangat agung dia mengajarkan islam padaku.
Rara santang : benarkah kakanda? Akupun bermimpi sama sepertimu.
Walgsungsang : apa arti mimpi ini? Aku sangat ingin bertemu dengan orang itu.
Rara santang : kakanda, bagaimana jika kita tanyakan pada orang yang waktu itu kita lihat di pendopo.
Walangsungsang : ayo, kita cari tahu.

Narator : setelah mereka bermimpi seperti itu, mereka ingin memperdalam ajaran agama islam pada Syekh Datuk Kahfi. Tetapi saat mereka meminta ijin pada sang ayah yaitu prabu siliwangi, beliau menolak keinginan mereka.

(pangeran walangsungsang dan rara santang menghampiri sang raja)

Walangsungsang : ayahanda, ijinkan kami berguru pada Syekh Datuk Kahfi.
Prabu siliwangi : apa yang akan kalian pelajari di sana?
Rara santang : kami akan memperdalam ajaran agama islam di sana.
Prabu siliwangi : TIDAK! Aku tidak mengijinkan kalian berguru padanya.
Rara santang : tapi ayahanda kami.....
Prabu siliwangi : jangan membantah perkataanku, sudah kukatakan tidak.
Walangsungsang : baiklah ayahanda, maafkan kami.

(mereka pergi meninggalkan Prabu siliwangi)

Narator : Prabu siliwangi tidak mengijinkan mereka berguru pada Syekh Datuk Kahfi, tetapi mereka bersikukuh untuk tetap berguru pada  Syekh Datuk Kahfi. Dan akhirnya merekapun melarikan diri dari istana.

(pangeran walangsungsang dan Rara santang sedang mengendap-ngedap kabur dari istana, dan pergi menemui Syekh Datuk Kahfi)

Walangsungsang : permisi.
Syekh Datuk Kahfi : ucapkanlah assalammualaikum, jika kau bertamu ke rumah seseorang wahai anak muda.
Walangsungsang dan rara santang : assalammualaikum
Syekh Datuk Kahfi : waalaikumsalam, ada apa kalian datang padaku?
Walangsungsang : guru, ijinkan kami berguru padamu
Syekh Datuk Kahfi : tentu, sebelum itu kalian harus memenuhi sebuah syarat dariku.
Walangsungsang : syarat apakah yang akan guru berikan?
Syekh Datuk Kahfi : bukalah bagian selatan gunung jati, lalu buatlah pendukuhan di sana.
Walangsungsang : baiklah guru, kami akan penuhi perintahmu sekarang.
Syekh Datuk Kahfi : tunggu, sebelumnya kalian harus membacakan syahadat, sebagai tanda kalian adalah seorang muslim. Ikuti ucapanku asyhaduallailahailallah wa asyhaduanna muhammadarosulullah.
Walangsungsang dan rara santang : asyhaduallailahailallah wa asyhaduanna muhammadarosulullah.
Syekh Datuk Kahfi : kau rara santang, pakailah ini dan tutup auratmu.

(Syekh Datuk Kahfi memberikan selendang pada rara santang)

Narator : pangeran walangsungsang adalah seorang pemuda yang sakti. Tugas yang di berikan  Syekh Datuk Kahfi dapat di selesaikannya hanya dalam beberapa hari.

(pangeran walangsungsang sedang membuat pendukuhan)

Narator : setelah pendukuhan selesai di buat, merekapun tinggal di sana, dan belajar agama islam di sana.

(Syekh Datuk Kahfi sedang berdakwah di hadapan muridnya dan pangerang walangsungsang serta rara santang)

Narator : cerita pun mulai tersebar dari mulut ke mulut, setiap hari banyak berdatangan penduduk untuk berguru dan menetap di pendukuhan yang pangeran dirikan.

(beberapa penduduk datang kepada pangeran walangsungsang)

Penduduk : pangeran ijinkanlah kami berguru dan menetap disini.
Walangsungsang : baiklah, marilah kita belajar islam bersama.

Narator : suatu  ketika  Syekh Datuk Kahfi mengajak pangeran walangsungsang dan rara santang berbicara.

Syekh Datuk Kahfi : syarat sudah kalian penuhi, untuk memperdalam agamamu. Kalian pergilah ke tanah suci di mekah. Disana kalian akan bertemu dengan syekh bayanilah dan bergurulah padanya.
Walangsungsang : baik guru.

Narator : sesampainya mereka di mekah mereka bertemu dengan syekh bayanillah dan tinggal di sana.

Walangsungsang : guru, kami adalah salah satu murid Syekh Datuk Kahfi, kami di perintahkan oleh beliau untuk berguru padamu.
Syekh bayanillah : baiklah, besok ikutlah denganku untuk melaksanakan haji.

Narator : keesokan harinya merekapun melaksanakan ibadah haji di mekah. Saat pangerang walangsngsang dan rara santang sedang melakukan tawaf, mereka tidak sengaja bertemu dengan seorang raja mesir yaitu sultan syarif abdullah.

(sultan syarif abdulah sedang memandangi rara santang dari ke jauhan)

Sultan : ya allah, betapa cantiknya wanita itu, dia sangat mirip dengan mendiang istriku.

Narator : sultan sangat terpesona oleh kecantikan rara santang, lalu mendekatinya den berkenalan.

Sultan : assalammualaikum wr wb
walangsungsang dan rara santang : waalaikum salam.


Sultan : perkenankanlah saya mengenalmu wahai hawa, saya adalah sultan syarif abdullah, siapakah gerangan?
Rara santang : saya, rara santang dan ini adalah kaka saya walangsungsang.

Narator : setelah melaksanakan haji, sang raja segera mempersunting rara santang.

(rara santang dan sultan syarif abdullah melaksanakan akad nikah)

Narator : pernikahan rara santang dan sultan syarif abdullah dikaruniai 2 orang anak, yaitu syarif hidayatullah dan adiknya syarif nurullah.
Tiga tahun berlalu, pangeran walangsungsang akhirnya pulang kembali ke tanah padjadjaran.

Walangsungsang : ananda, sudah tiga tahun kakanda tinggal di negri orang, saatnya kakanda pulang ke negri kita.
Rara santang : kakanda, maafkan ananda, karena ananda tidak bisa ikut denganmu, ananda sudah mempunya keluarga disini, ananda harus memenuhi kewajiban ananda sebagai seorang istri.

Narator : pangeranpun pulang kembali ke pulau jawa, lalu mendirikan negri caruban larang yang sekarang disebut dengan kota Cirebon.
Beberapa bulan setelah kepergian pangerang walangsungsang, di mesir sang raja meninggal dunia.

(sultan syarif abdullah (raja mesir) di makamkan)

Rara santang : (menangis)
Syarif hidayatullah : sudahlah ibunda, iklaskan kepergian ayahanda.

Narator : tahta kerajaanpun di turunkan kepada anak pertamanya yaitu syarif hidayatullah, tetapi tahta kerajaan di berikan pada adiknya yaitu syarif nurullah.

Syarif hidayatullah : wahai para pendudukku, kini sang raja telah tiada, dan kerajaan telah di berikan kepadaku, tetapi tahta kerajaan ini akan aku berikan kepada adikku yaitu syarif nurullah.
Syarif nurullah : (kaget) tapi kakanda, kenapa kau menyerahkan tahta ini padaku?
Syarif hidayatullah : maafkan aku, aku belum siap dan aku akan kembali ke tanah leluhurku. 

(penyerahan mahkota kepada syarif nurullah)

Narator : akhirnya, syarif hidayatullah pulang ketanah leluhurnya di pulau jawa bersama ibunya, yaitu rara santang. Serta di dampingi oleh fatahilah, yang di perintahkan oleh sultan trenggana untuk membantu penyebaran islam di sana.

(syarif hidayatullah, rara santang, dan fatahilah berlayar menggunakan perahu dalam perjalanannya)

Setelah sampai di tanah padjadjaran, mereka kembali ke pendukuhan carubang larang, kedatangan mereka di sambut gembira oleh pangerang walangsungsang.

(mereka sampai ke pendukuhan)

Syarif hidayatullah : assalammualaikum paman.
Walangsungsang : waalaikum salam. Selamat datang di carubang larang keponakanku.
Syarif hidayatullah : terimakasih paman sudah menerima kami disini.
Walangsungsang : jangan sungkan keponakanku.

Narator : syarif hidayatullah sangat senang tinggal disana, ia berguru pada syekh datuk kahfi.
Tahun demi tahun syarif hidayatullah berguru pada syekh datuk kahfi, pengetahuan tentang ajaran islampun telah ia kuasai dengan baik. Syekh datuk kahfi pun semakin tua, karna melihat syarif hidayatullah begitu sangat pintar, syekh datuk kahfi pun memerintahkan syarif hidayatullah untuk melanjutkan tugasnya untuk menyebarkan agama islam.

(syekh datuk kahfi memberi perintah pada syarif hidayatullah)

syekh datuk kahfi : syarif hidayatullah, gantikan aku untuk melanjutkan penyebaran islam, aku percaya padamu.
Syarif hidayatullah : baiklah guru.

(syarif hidayatullah berdakwah di hadapan penduduk carubang larang)

Narator : syarif hidayatullah tiap hari berdakwah menyebarkan ajaran agama islam, pendudukpun semakin hari semmakin berdatangan untuk mendengarkan dakwah syarif hidayatullah. Sejak saat itulah sayarif hidayatullah dipanggil dengan sebutan sunan gunung jati.


Terimakasih yang sudah melihat dan membaca ^_^